Pengertian Agama Samawi, Ardhi
– Agama samawi atau disebut juga agama langit, adalah agama yang
dipercaya oleh para pengikutnya dibangun berdasarkan wahyu Allah.
Beberapa pendapat menyimpulkan bahwa suatu agama disebut agama Samawi
jika:
• Mempunyai definisi Tuhan yang jelas
• Mempunyai penyampai risalah (Nabi/Rasul)
• Mempunyai kumpulan wahyu dari Tuhan yang diwujudkan dalam Kitab Suci
• Mempunyai definisi Tuhan yang jelas
• Mempunyai penyampai risalah (Nabi/Rasul)
• Mempunyai kumpulan wahyu dari Tuhan yang diwujudkan dalam Kitab Suci
Di dunia ini agama-agama besar yang dianggap agama samawi diantaranya Yahudi, Kristen, Islam. Kebalikan dari agama samawi adalah Agama Ardhi.
Karakteristik Agama Samai dan Agama Ardhi
Ada beberapa ciri dan karakteristik
utama yang membedakan antara agama samawi dan agama ardhi, berikut ini
akan sebutkan beberapa di antaranya saja yaitu :
1. Bukan tumbuh dari masyarakat, tapi diturunkan untuk masyarakat
Agama samawi tidak diciptakan oleh manusia lewat kontemplasi atau perenungan. Berbeda dengan agama Budha, yang diciptakan oleh Sidharta Gautama. Sang Budha konon dahulu duduk merenung di bawah pohon Bodi, lalu mendapatkan temuan-temuan berupa nilai-nilai kehidupan, yang kemudian dijadikan sebagai dasar agama itu.
1. Bukan tumbuh dari masyarakat, tapi diturunkan untuk masyarakat
Agama samawi tidak diciptakan oleh manusia lewat kontemplasi atau perenungan. Berbeda dengan agama Budha, yang diciptakan oleh Sidharta Gautama. Sang Budha konon dahulu duduk merenung di bawah pohon Bodi, lalu mendapatkan temuan-temuan berupa nilai-nilai kehidupan, yang kemudian dijadikan sebagai dasar agama itu.
Demikian juga, agama samawi sangat jauh
berbeda dengan konsep pengertian agama menurut beberapa ilmuwan barat,
yang memandang bahwa asalkan sudah mengandung pengabdian kepada suatu
kekuatan tertentu, atau ada ajaran tertentu, atau ada penyembahan
tertentu, maka sudah bisa disebut agama.
Umumnya para ilmuwan barat cenderung
menganggap sebuah aliran kepercayaan, spiritulisme tertentu serta
nilai-nilai tertentu sebagai sebuah agama.
Sementara konsep agama samawi adalah
sebuah paket ajaran lengkap yang turun dari langit. Kata samawi mengacu
kepada arti langit, karena tuhan itu ada di atas langit menurunkan
wahyu. Wahyu bukan sekedar kata-kata ghaib atau magis, melainkan berisi
hukum dan undang-undang yang mengatur semua tatanan hidup manusia, mulai
dari masalah yang paling kecil hingga yang paling besar. Dari masalah
mikro sampai masalah makro.
Agama samawi tidak pernah menciptakan
sendiri ajarannya, tetapi menerima ajaran itu dari atas langit begitu
saja. Berbeda dengan agama ardhi, di mana ajarannya memang diciptakan,
disusun, dibuat dan diolah oleh sesama makhluk penghuni bumi, manusia.
2. Disampaikan oleh manusia pilihan Allah, utusan itu hanya menyampaikan bukan menciptakan
Karena agama samawi datang dari tuhan yang ada di langit, dan tuhan tidak menampakkkan diriNya secara langsung, maka agama samawi mengenal konsep kenabian.
Karena agama samawi datang dari tuhan yang ada di langit, dan tuhan tidak menampakkkan diriNya secara langsung, maka agama samawi mengenal konsep kenabian.
Fungsi dan tugas nabi ini adalah
menyampaikan semua kemauan, perintah, aturan, syariah, undang-undang
dari tuhan kepada umat manusia. Seorang nabi tidak diberi wewenang untuk
menciptakan ajaran sendiri. Nabi bukan manusia setengah dewa, maka
tidak ada konsep penyembahan kepada nabi.
Dalam konsep agama samawi, seorang nabi
hanyalah seorang manusia biasa. Dia bisa lapar lalu makan, dia bisa haus
lalu minum, dia juga bisa berhasrat kepada wanita lalu dia menikah.
Namun di balik semua sifat kemanusiaannya, seorang nabi mendapat wahyu
dari langit. Serta mendapatkan penjagaan dan pemeliharaan dari langit
agar tidak melakukan kesalahan.
Satu lagi fungsi seorang nabi yang tidak
boleh dilupakan, yaitu sosok diri seorang nabi dijadikan suri tauladan,
contoh hidup yang nyata, dan model untuk bisa ditiru oleh manusia.
3. Memiliki kitab suci yang bersih dari campur tangan manusia
Perbedaan lainnya lagi antara agama samawi dan agama ardhi adalah bahwa tiap agama samawi memiliki kitab suci yang turun dari langit. Kitab suci itu datang langsung dari tuhan, bukan hasil ciptaan manusia.
Perbedaan lainnya lagi antara agama samawi dan agama ardhi adalah bahwa tiap agama samawi memiliki kitab suci yang turun dari langit. Kitab suci itu datang langsung dari tuhan, bukan hasil ciptaan manusia.
Diturunkan lewat malaikat Jibril
alaihissalam, kepada para nabi. Lalu para nabi mengajarkan isi wahyu itu
kepada umatnya. Jadilah kumpulan wahyu itu sebagai kitab suci. Itu
adalah proses turunnya Al-Quran. Atau bisa jadi Allah SWT menurunkan
kitab itu sekaligus dalam satu penurunan, seperti yang terjadi para
kitab-kitab suci yang turun kepada Bani Israil.
Sedangkan agama ardhi seperti Hindu,
Budha, Konghucu, Shinto, dan lainnya, meski juga punya kitab yang
dianggap suci, namun bukan wayhu yang turun dari langit. Kitab yang
mereka anggap suci itu hanyalah karangan dari para pendeta, rahib, atau
pun pendiri agama itu. Bukan wayhu, bukan firman, bukan kalamullah,
bukan perkataan tuhan.
Dari sisi isi materi, umumnya kitab suci
agama samawi berisi aturan dan hukum. Kitab-kitab itu bicara tentang
hukum halal dan haram. Adapun kitab suci agama ardhi umumnya lebih
banyak bicara tentang pujian, kidung, nyanyian, penyembahan.
4. Konsep tentang Tuhannya adalah tauhid
Agama samawi selalu mengajarkan konsep ketauhidan, baik Islam, yahudi atau pun nasrani. Tuhan itu hanya satu, bukan dua atau tiga, apalagi banyak.
Agama samawi selalu mengajarkan konsep ketauhidan, baik Islam, yahudi atau pun nasrani. Tuhan itu hanya satu, bukan dua atau tiga, apalagi banyak.
Sedangkan agama ardhi umumnya punya
konsep bahwa tuhan itu ada banyak. Walau pun ada yang paling besar dan
senior, tetapi masih dimungkinkan adanya tuhan-tuhan selain tuhan senior
itu, yang boleh disembah, diagungkan, diabdi dan dijadikan sesembahan
oleh manusia.
Konsep bertuhan kepada banyak objek ini
dikenal dengan istilah polytheisme. Agama dan kepercayaan yang beredar
di Cina telah mengarahkan bangsa itu kepada penyembahan dewa-dewa. Ada
dewa api, dewa air, dewa hujan, dewa tanah, dewa siang, dewa malam,
bahkan ada dewa yang kerjanya minum khamar, dewa mabok.
Kepercayaan bangsa-bangsa di Eropa pun
tidak kalah serunya terhadap konsep dewa-dewa ini. Semua bintang di
langit dianggap dewa, diberi nama dan dikait-kaitkan dengan nasib
seseorang. Kemudian ada dewa senior di gunung Olympus, Zeus namanya.
Dewa ini punya anak, setengah dewa tapi setengah manusia, Hercules
namanya. Lalu para dewa itu bertindak-tanduk seperti manusia, bahkan
hewan. Ada yang perang, ada yang berzina, ada yang mabuk-mabukan bahkan
ada dewa yang kerjaannya melacurkan diri.
Kepercayaan bangsa Romawi kuno hingga
hari ini masih saja berlangsung di masyarakat barat, mereka masih sangat
kental mempercayai adanya dewa-dewa itu.
Agama samawi datang
kenolak semua konsep tuhan banyak dan beranak pinak. Dalam konsep agama
samawi, tuhan hanya satu. Dia Maha Sempurna, tidak sama dengan manusia,
Maha Agung dan Maha Suci dari segala sifat kekurangan. Selain tuhan yang
satu, tidak ada apa pun yang boleh disembah. Maka tidak ada paganisme
(paham kedewaaan) dalam agama samawi.
Penyimpangan Nasrani dan Yahudi dari Karakteristik Agama Samawi
Sebagai agama samawi, agama nasrani dan
yahudi awalnya memenuhi 4 kriteria di atas. Namun seiring dengan
berjalannya waktu, satu persatu karakteristik itu tanggal dan lenyap.
Sepeninggal para nabi mereka, keadaan menjadi berubah 180 derajat.
1. Agama Diciptakan oleh Tokoh Agama
Tidak ada lagi konsep bahwa agama itu berasal dari tuhan, sebab para pemuka agama baik pendeta, rahib, atau pun tokoh spiritul mereka telah mulai membuat sendiri agama itu, tambahan demi tambahan di sana sini mulai dibuat. Pengurangan-pengurangan juga acap dilakukan. Walhasil, dalam waktu yang singkat, agama nasrani dan yahudi sudah bukan lagi bersifat samawi, karena nyaris sudah dipermak habis-habisan oleh para tokohnya.
Tidak ada lagi konsep bahwa agama itu berasal dari tuhan, sebab para pemuka agama baik pendeta, rahib, atau pun tokoh spiritul mereka telah mulai membuat sendiri agama itu, tambahan demi tambahan di sana sini mulai dibuat. Pengurangan-pengurangan juga acap dilakukan. Walhasil, dalam waktu yang singkat, agama nasrani dan yahudi sudah bukan lagi bersifat samawi, karena nyaris sudah dipermak habis-habisan oleh para tokohnya.
Allah subhanahu wata’ala tegas sekali
menyatakan bahwa apa dilakukan oleh umat nasrani dan yahudi itu sama
saja dengan menyembah para tokoh agama.
Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah dan Al-Masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.(QS. At-Taubah: 31)
Para tokoh agama nasrani dan yahudi
dilaknat oleh Allah karena mereka punya kebiasan mengubah isi kitab
suci. Dan umat Islam tidak terlalu diminta untuk berharap terlalu banyak
dari umat nasrani dan yahudi untuk beriman.
Apakah kamu masih mengharapkan mereka
akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar firman
Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka
mengetahui? (QS. Al-Baqarah: 75)
2. Menyembah Nabi dan Orang Shalih
Penyimpangan berikutnya adalah umat nasrani dan yahudi sudah tidak lagi menyembah Allah yang Esa, tetapi menambahi satu lagi sebagai tuhan baru (junior), yaitu nabi mereka sendiri.
Penyimpangan berikutnya adalah umat nasrani dan yahudi sudah tidak lagi menyembah Allah yang Esa, tetapi menambahi satu lagi sebagai tuhan baru (junior), yaitu nabi mereka sendiri.
Konsep kenabian agama samawi telah
mereka hancurkan, diganti dengan konsep penyembahan kepada orang suci.
Maka dibuatlah patung-patung para nabi dan orang-orang shalih. Patung
itu semula hanya sekedar untuk pengingat, namun beberapa generasi
berikutnya mulai memberikan takzhim, penghormatan hingga berakhir dengan
penyembahan.
Ketika nabi Muhammad SAW dilahirkan di
Makkah tahun 570 Masehi, di seputar ka’bah sudah bertengger 360 patung
para nabi dan orang shalih. Dari mana datangnya patung-patung yang
disembah?
Awalnya datang dari negeri Yaman yang
saat itu berpenduduk nasrani. Umat nasrani sedunia 500-an tahun setelah
ditinggalkan oleh nabi Isa alaihissama, sudah menjadi penggemar
penyembahan patung nabi dan orang shalih mereka.
Dari mana datangnya penyembahan patung di kalangan umat nasrani?
Datang dari Eropa, ibukota dan surga
para dewa sesembahan. Patung dan penyembahan berhala datang dari Eropa
para saat negeri Eropa didatangi oleh agama nasrani yang masih bersih
dari bumi Palestina.
Sayang sekali, agama nasrani ini meski
diterima di Eropa, namun nasibnya apes sekali. Alih-alih mentauhidkan
bangsa Eropa, agama ini malah diberhalakan di Eropa. Masuklah paham
keberhalaan khas Eropa dan diasimilasi di dalam agama nasrani. Sampai
300 tahun kemudian, resmilah nabi Isa naik pangkat menjadi tuhan dalam
pemahaman agama ini. Lalu bunda Mariam yang di dalam Quran disebutkan
sebagai wanita yang suci dan beriman, juga ikut-ikutan dijadikan tuhan,
disembah dan dipatungkan.
Ketika Al-Quran turun 200 tahun
kemudian, vonis Allah kepada agama dan orang-orang nasrani yang berpaham
Polytheisme ini tegas dan jelas: KAFIR.
Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata, “Sesungguhnya Allah ialah Al-Masih putera Maryam”, padahal Al-Masih berkata, “Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu.” Sesungguhnya orang yang mempersekutukan Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun. (QS. Al-Maidah: 72)
Sesungguhnya kafirlah orang0orang yang mengatakan, “Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga”, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.(QS. Al-Maidah: 73)
3. Memalsu Kitab Suci
Kitab suci Injil yang asalnya adalah firman Allah subhanahu wata’ala, lama kelamaan berubah isinya menjadi karangan Petrus, Yohanes, Markus, Lukas, dan lainny. Bukan lagi firman Allah tetapi karangan manusia.
Kitab suci Injil yang asalnya adalah firman Allah subhanahu wata’ala, lama kelamaan berubah isinya menjadi karangan Petrus, Yohanes, Markus, Lukas, dan lainny. Bukan lagi firman Allah tetapi karangan manusia.
Kitab itu lalu diperdebatkan
keotentikannya oleh mereka sendiri, maka berdirilah sekte-sekte yang
saling berbeda. Muncul aliran-aliran gereja yang saling mengkafirkan.
Awalnya bermula dari tidak adanya naskah
asli Injil. Yang ada hanya catatan-catatan yang tidak pernah terjaga
keasliannya. Ditambah lagi ciri khas para pemuka agama nasrani yang
punya hobi membuat tambahan, sisipan, bahkan sampai menghapus naskah
asli, demi sekedar kepentingan pribadi.
Demikian sedikit penjelasan tentang agama samawi dan agama ardhi serta
malapetaka yang menimpa pada agama samawi, yahudi dan nasrani. Adapun
agama Islam, tetap kokoh, konsisten, konsekuen dan mantap dalam
karakteristiknya sebagai agama samawi. Tidak ada penciptaan agama,
tetapi agama itu datang dari Allah 100 persen, tidak ada penambahan dan
pemalsuan kitab suci, tidak pernah menyembah nabi, juga tidak pernah
menduakan Allah. (Oleh: Ahmad Sarwat, Lc – www.ustsarwat.com)
0 komentar:
Posting Komentar